Fenomena Hutan Dolken Gelam
Latar Belakang
Fenomena hutan dolken gelam – Dolken Gelam (melauleca cajuputi var.bancana) tumbuh secara alami pada lahan lahan rawa pasang surut atau bergambut . Hutan Kayu Dolken Gelam merupakan tumbuhan pionir karena umumnya muncul setelah terjadi peristiwa kebakaran. fenomena hutan dolken gelam Penyebaran cukup massif dan menyerupai penyebaran rumpul ilalang pada lahan kering. Karena nya lahan yang ditumbuhi dolken gelam diidentikkan oelh masyarakat dan menjadi komoditas utama dalam perdagangan kayu. Dalam kurun waktu lima tahun terkahir hutan dolken gelam terus mengalami konversi menjadi tata guna lainnya, terutama perkebunan kelapa sawit.
Fenomena hutan dolken gelam khususnya tentang konversi hutan menarik untuk dikaji lebih jauh. Sebagai tumbuhan pionir, para ahli ekologi meyakini bahwa gelam memiliki peran penting dalam perbaikan laban rawa terdegradasi. Namun fakta berkata lain, lahan-lahan yang ditumbuhi gelam gencar dialihkan menjadi perkebunan kelapa sawit. Mengapa ini terjadi? Bukankah gelam adalah komoditas bemilai penting? Bukankah gelam yang tumbuh alami secara masif berarti ongkos produksi nihil, sehingga pemilik lahan tidak perlu repot mengeluarkan biaya untuk sebuah usaha? Masyarakat bertindak dan berperilaku berdasarkan institusi yang menaunginya. Institusi adalah aturan yang berlaku dalam masyarakat (arena) yang menentukan siapa yang berhak membuat keputusan, tindakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, aturan apa yang berlaku umum di masyarakat, prosedur apa yang harus diikuti, informasi apa yang mesti atau tidak boleh disediakan, dan keuntungan apa yang individu akan terima sebagai buah dari tindakan yang dilakukannya (Ostrom, 1990).
Nilai Instrumental Kayu Dolken Gelam
Fenomena hutan dolken gelam – Dolken gelam memiliki beragam nilai manfaat pada masyarakat, Hasil tebangan Dolken gelam alam diklasifikasi menjadi tiga bagian berdasarkan ukuran kualitas batang. Hasil tebangan paling banyak adalah gelam bulat yang bentuk batangnya tidak lurus, memiliki diameter pangkal (Dp) < 12 cm dan dengan panjang (P) ± 4 meter. Gelam kelas ini dimanfaatkan sebagai tiang pancang, cerucuk pondasi rawa, bantalan jalan berlumpur, dan sebagai kaso.
Kayu gelam berkualitas sedang banyak dimanfaatkan sebagai kayu bulat konstruksi rumah sederhana atau dalam dunia perdagangan kayu disebut sebagai dolken. Pasar mensyaratkan kayu dolken adalah gelam bulat lurus dengan diameter ujung (Du) > 7,5 cm dan panjang > 5 meter. Dolken dijual tanpa kulit batang. Sementara, kayu gelam berkualitas tertinggi diolah lebih lanjut menjadi kayu bahan bangunan yang dalam perdagangan kayu disebut sebagai kayu berdimensi 5/5 cm sampai dengan kayu 8/12 cm. Kayu olahan ini berasal dari gelam alam bulat lurus dengan Du > 10 em dan panjang :::: 4 meter. Hasil olahan ini selain diserap oleh pasar untuk konstruksi rumah juga dipakai oleh industri pembuat tempat tidur.
Karakteristik Sumberdaya dan Sudut Pandang Institusi
Fenomena hutan dolken gelam – Kemauan berinvestasi atau mempertahankan suatu investasi menuntut kepastian pasar, harga, dan usaha. Dalam kasus fenomena hutan dolken gelam atau maraknya konversi hutan dolken gelam, gelam memiliki segmen pasar yang luas, namun harganya hanya mencerminkan ongkos distribusi. Namun, temuan ini belum dapat dibawa kepada kesimpulan bahwa gelam dikonversi menjadi peruntukan lain karena faktor harga. Fakta lain basil wawancara dengan tokoh masyarakat menyebutkan bahwa sebelum menjadi tegakan gelam, rawa-rawa di suatu wilayah merupakan hutan rawa gambut yang memiliki potensi hutan dengan jenis-jenis komersil. Pada saat itu, hutan mulai dikonversi menjadi peruntukan lain, sebagai wilayah baru pemukiman dan pencetakan sawah baru. Pada lokasi tersebut terdapat tumbuhan yang ditumbuhi pohon-pohon tembesu (Fragrea fragrans).
Jenis pohon komersil yang memiliki harga tinggi di pasar kayu, namun tembesu tidak juga dipertahankan karena pemilik lahan bemiat untuk membuka kebun kelapa sawit. Ini berarti, faktor harga tidak cukup mampu menjelaskan mengapa hutan rawa dikonversi menjadi peruntukan lain sehingga faktor yang paling dapat diterima untuk menjelaskan mengapa pemilik lahan rawa mengganti tegakan hutan di atasnya menjadi usaha lain.
Fenomena hutan dolken gelam – Kepastian usaha bukan menyangkut hubungan antara barang dan orang sebagai banyak dijelaskan dalam ilmu ekonorni, namun menyangkut hubungan orang dengan orang lain. Salah satu bentuk kepastian usaha adalah kepastian hak kepemilikan (property rights) atas faktor-faktor produksi, termasuk lahan dan tegakan hutan di atasnya. Hutan yang tumbuh secara alami cenderung dinilai masyarakat sebagai wilayah tak bertuan (open access), fenomena hutan dolken gelam- apalagi jika ditumbuhi oleh jenis pionir cepat tumbuh seperti gelam yang tumbuh merata di semua lahan sekitarnya. Tidak ada kepastian bagi pemilik untuk tetap memperoleh manfaat dari keberadaan tegakan hutan, karena sangat mahal untuk menegakkan hak-haknya. Masyarakat dapat mengambil tegakan tersebut karena norma lokal memungkinkan orang untuk mengambil barang yang dianggap umum atau mudah diperoleh. Tidak ada kepastian bagi pemilik apakah luas lahannya akan berkurang atau tidak, karena tegakan alam tidak menunjukkan batas perbedaan dengan kepemilikan tetangga sekitarnya.
hak kepemilikan merupakan produk dari tradisi atau adat kebiasaan dalam masyarakat, sehingga tidak ada seorangpun yang dapat menyatakan hak milik tanpa pengakuan dari orang lain (termasuk negara) (Eggertsson, 1990). Konversi hutan gelam menjadi peruntukan lainnya termasuk kelapa sawit adalah upaya dari pernilik lahan untuk memastikan hak kepemilikannya. Lahan yang telah diusahakan dan tanaman budidaya diakui dan dihormati masyarakat sebagai bentuk penguasaan sumberdaya. Aturan ini berlaku di masyarakat. Aturan-aturan yang berlaku di masyarakat inilah yang disebut sebagai institusi. Institusi dibangun untuk mengurangi ketidakpastian dalam mengontrol lingkungannya (Menard, 2008) dan menghambat munculnya perilaku oportunistik dan saling merugikan, sehingga perilaku manusta dalam memaksimumkan kesejahteraan individualnya lebih dapat diprediksi (Kasper & Streit, 1998).
Kesimpulan dan Saran
Fenomena hutan dolken gelam, dalam Sudut pandang institusi menjelaskan makna di balik maraknya konversi hutan gelam pada umumnya sebagai upaya dari pemilik lahan untuk memberikan kepastian hak kepemilikan (property right) atas sumberdaya lahan. Faktor pasar dan harga kayu gelam tidak cukup mampu menjelaskan fenomena tersebut. Lahan rawa gelam umumnya dimiliki oleh individu atau korporat, sehingga negara tidak dapat mengintervensi pengambilan keputusan mereka. Selama ini gelam hanya dilihat dari sudut pandang nilai instrumentalnya saja, namun jarang sekali yang menyentuh nilai intrinsiknya, seperti perannya dalam restorasi hutan rawa. Porsi ini adalah tanggungjawab moral negara/pemerintah. Perhatian dan interaksi yang intensif antara petugas pemerintah dengan hutan gelam dapat berarti penegakan hak kepemilikan negara atas peran ekologis hutan gelam.
DAFTAR PUSTAKA
Eggertsson, T. 1990. Economic Behavior and Institutions. New York: Cambridge University Press.
Kasper, W. and M.E. Streit. 1998. Institutional Economics: Social Order and Public Policy. Northampton: Edward Elgar.
Menard, C. 2008. A New Institutional Approach to Organization. Dalam: C. Menard and M.M. Shirley (editor). Handbook of New Institutional Economics. Heidelberg: Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Hlm. 281 -318.
Ostrom, E. 1990. Governing the Commons: The Evolution of Institutions for Collective Action. Cambridge University Press, New York.
jual kayu, jual kayu dolken, jual kayu dolken gelam, jual gelam, jual kayu gelam, jual galam, jual kayu galam, jual kayu dolken galam, jual cerucuk, jual kayu cerucuk, jual kayu steger , agen kayu dolken, agen kayu galam, agen kayu dolken gelam, agen gelam, agen kayu gelam, agen galam, agen kayu galam, agen kayu dolken galam, agen cerucuk, agen kayu cerucuk, agen kayu steger , bandar kayu dolken, bandar kayu galam, bandar kayu dolken gelam, bandar gelam, bandar kayu gelam, bandar galam, bandar kayu galam, bandar kayu dolken galam, bandar cerucuk, bandar kayu cerucuk, bandar kayu steger , harga kayu dolken, harga kayu galam, harga kayu dolken gelam, harga gelam, harga kayu gelam, harga galam, harga kayu galam, harga kayu dolken galam, harga cerucuk, harga kayu cerucuk, harga kayu steger ,
PT. Rudy Bangun Karya
Bandar Jual Kayu Dolken Gelam Harga Murah | Dengan kayu kualitas terbaik dan sudah memiliki sertifikat dari pemerintah. Sehingga kayu yang kami miliki adalah kayu yang legalitasnya resmi.
Melayani pengiriman / jual Kayu Dolken Gelam ke seluruh Indonesia
Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Riau, Aceh, Nusa Tenggara Barat, D.K.I. Jakarta, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua, Jambi, Sulawesi Utara, Bali, Kalimantan Timur, Maluku, D.I. Yogyakarta, Maluku Utara, Bengkulu, Sulawesi Barat, Papua Barat, Kepulauan Riau, Gorontalo, Bangka Belitung, Kalimantan Utara